Minggu, 23 Mei 2010

"KENAPA MEMBACA SASTRA?"


Kenapa membaca sastra???...
Di suatu masa, entah kapan dan dimana, seseorang mungkin akan bertanya kepadamu.
"Kenapa dirimu membaca sastra?"
Karena sastra, yang pertama dan utama, memberi pelajaran tentang hidup.
Pelajaran yang tak didapat di ruang-ruang kelas manapun.
Karena sastra adalah seni.
Seni bercerita, seni kata, gaya bahasa, pilihan kata, cara pengungkapan penuh makna.
Karena sastra bisa mengetuk pintu hati untuk sampai pada kesadaran.
Kesadaran tentang hidup dan kehidupan, tentang kenyataan, tentang ketulusan, tentang diri dan orang lain, tentang kemanusiaan dan dunia, tentang alam semesta, Tuhan dan cinta.
Dari gelapnya rimba belantara hingga batas cakrawala.
Karena sastra juga berarti menata hati dan pikiran, segenap panca indera, jiwa dan raga.
Karena sastra memberi hati pada duka luka, pada kepedihan, penderitaan dan kebahagiaan. Karena sastra menerbitkan tangis dalam tawa.
Selalu ada masanya sastra memberi rasa bagi mereka yang mati rasa. Atau sekedar mencoba damai dengan rasa hampa karena sastra memberi cahaya.
Karena sastra menyentuh relung jiwa, menginspirasi sanubari dan karena sastra memberi getar pada hidup.

Ouw.... so sweet!!!... ^_^
Kutemukan ini di sebuah threat dalam forum diskusi Goodreads, by Pandasurya pada tanggal 4 Januari 2010. Suka banget dengan pilihan kata-katanya. Pendalaman dia tentang sastra.
Menarik sekali mengikuti forum diskusi di dunia maya tersebut. Aku suka terbengong-bengong membaca ulasan dan komentar penggila buku tersebut. Gabung di forum ini asyik banget.

Iya, gak tau bagaimana bermula, aku tiba-tiba saja menyukai buku-buku sastra. Berawal menemukan buku Pramudya Ananta Toer lalu Ahmad Tohari kemudian A.A. Nafis. Wuih... semenjak itu aku jadi tergila-gila pada karya sastra. Membaca karya-karya mereka serasa terbuai indahnya bahasa. Aku baru bener-bener merasakan indahnya berbahasa Indonesia. Ternyata bahasa Indonesia itu asyik juga. ^_^

Selasa, 18 Mei 2010

Yang tak akan hilang...


Kala senja menghilang

Malampun datang

Keheningan meruyak di sepanjang

Terpekur di dinding kaca yang rembang

Menginsyafi kejadian yang tak terulang

Hitamnya  yang nyalang

Putihnya yang lengang

Silih berganti menghadang

Membuncah membelai jiwa yang goyang

Di keheningan malam yang rindang

Tersungkurku mengharapMu, yang maha sayang

Melepasi, melucuti segala yang terkenang

Luruh dari segala bayang

Hanya padaMu yang tak pernah hilang

Yang tak akan hilang

Rabu, 12 Mei 2010

Ilalang ....
















Langit kelam di dahan
Mendung bergelayut di kedalaman
Ilalang kering di sisi jalan
Menanti sejuknya guyuran sang hujan

Pelangi kan datang
Menenggelamkan kelam dan gamang
Menyapu mendung yang usang
Ilalang... kapankah itu kan datang???....

Sabtu, 08 Mei 2010

Serat Indartini tentang Centhini di rinai hujan pagi ini...

6 Mei 2010...
Judul di atas terkesan maksa dan ngejar rima banget ya.. ^_^
Guru lagu begitu orang jawa bilang.
Seperti juga dalam Serat Centhini yang berisi pupuh atau bait yang sangat mengejar rima atau guru lagu. Nama tokoh Syekh Amongraga bisa menjadi Syekh Amongragi, Ki Bayu Panurta-pun bisa menjadi Ki Bayi.

Membaca Serat Centhini, 40 malam mengintip sang pengantin versi novelnya, sering membuatku terkantuk-kantuk dan akhirnya lelap. Apa aku terpengaruh si Centhini yang sering terserang kantuk ketika mengintip bendoronya, Tambangraras ya? ^_^
Padahal orang bilang serat Centhini adalah kamasutranya orang Jawa. Benarkah?...
Sampai sekarangpun aku tak paham apa dan bagaimana Kamasutra itu. Kalau gak salah buku itu tentang... Sudah ah.. Kita kembali ke Serat Centhini saja. ;-)

Serat Centhini...
Semula aku awam, apa itu Centhini, Serat Centhini...
Ternyata Centhini adalah seorang batur, pelayan yang mana ibunya juga seorang centhi, seorang batur, pembantu rumah tangga juga.
Centhini dan bendoronya sangat akrab sekali. Dan si Tambangraras ini punya ketergantungan yang amat sangat kepada si Centhini. Sehingga ketika dia menikah dan harus melewati 40 malam pengantin, Centhini tidak boleh jauh darinya. Ketika Tambangraras dan suaminya Syekh Amongraga berada di dalam kamar pengantin, Centhini menungguinya di depan kamar pengantin.

Mulai malam pertama sampai malam ke 17 ini aku lalui dengan terkantuk-kantuk. Biasanya buku setebal ini aku bisa menyelesaikan paling lama selama 4 hari. Entah kenapa aku lebih khusyu' menyelesaikan buku yang baru kubeli dengan ketebalan yang tidak jauh beda. Apa mungkin karena Centhini juga bosan dan jemu menjalani aktifitasnya ya?... Masa sampai malam ke 17 sprei putih itu masih memplak?.... Masih putih bersih, tidak ada noda darah... Berarti tidak terjadi saresmi (hubungan badan) atau jangan-jangan.... Begitulah pikiran Centhini berkecamuk. Saat itulah yang sangat ditunggu-tunggunya. Karena dia harus melaporkan kepada Nyi Malarsih, ibunda Tambangraras. Apa maksudnya?.. Begitulah cerita ini terbentuk.

Sampai malam ke 17 ini, yang terjadi adalah wejangan-wejangan Amongraga kepada Tambangraras yang menurut Centhini kadang sulit dipahami.... Yang membuat dia sering terlelap karena kantuk.
Dalam Serat Centhini versi novel ini, berisi pergulatan pikiran Centhini sepanjang hari dan sepanjang malam tentang Amongraga, Tambangraras, keluarga mereka serta adat kebiasaan masyarakat Wanamarta dimana mereka tinggal. Amongraga konon adalah keturunan Sunan Giri, yang menghilang dari Giri ketika Giri ditaklukkan oleh Mataram yang ekspansif. Putra Sunan Giri 3 orang. Jayengresmi, Jayengsari dan Rancangkapti. Jayengresmi inilah yang berganti nama menjadi Amongraga dalam pelariannya.

8 Mei 2010

Sejak lepas dari malam ke 17, aku sudah mulai menemukan feelnya novel Serat Centhini ini. Mungkin juga karena si Centhini sudah mulai tercerahkan dan lebih kritis dalam mengintip dengar dan menyikapi hidup di kesehariannya.
Ada kata-kata simbok Centhini yang sekarang menjadi begitu bermakna bagi Centhini.
"Lapar adalah lauk pauk bagi nikmatnya makan kita"
Dulu Centhini pikir itu hanya cara menenangkan diri karena hanya bisa makan apa adanya. Di hari ke 19 Centhini seolah tersadarkan, begitulah caranya menikmati hidup, bukan dari apa yang ada di luar diri kita, tapi tergantung dari sikap dan cara berpikir kita.
Dan Centhini-pun telah belajar dan telah meyakini pilihan hidupnya menjadi centhi sebagai abdi pelayan bagi kehidupan.

Maka sejak kemarin pula aku sangat berhasrat sekali menyelesaikan membaca buku ini. Dan tuntas juga buku ini tadi pagi, di tengah rinai sedari tadi.... :-)

Meski aku orang Jawa, awalnya aku 'gak mudheng blas' membaca pupuhnya yang bahasa Jawa klasik banget. Tapi lama-lama aku menikmatinya. Membaca pupuh-pupuh ini, rentetan kata-katanya sangat luar biasa indah dan halusnya. Memang sangatlah layak jika Serat Centhini ini ditahbiskan sebagai karya sastra hebat yang memenuhi syarat sebagai sebuah maha karya sastra. Padahal aku tidak baca serat Centhini secara utuh sebagaimana aslinya. Bagaimana kalau aku mendalaminya seperti Inandiak ya???.... Inandiak karena ketertarikannya kepada Jawa dia rela stay di Jawa selama 15 tahun. Ironis ya, karya sastra hebat yang bisa disejajarkan dengan karya sastra dunia ini justru diterjemahkan ke dalam bahasa lain dan bahasa Indonesia oleh bangsa Perancis, bukan bangsa kita. Maka tidak aneh jika muncul slogan 'wong jawa kog ra ngerti jawane'. Aduuuh.... maluu... malu banget yach???!!!...
Mangkane dulur kekabeh... ayo podho sregep moco ben ra ketinggalan jaman. Ayo sregep nulis ben biso memayu kahanan. Memayu hayuning bawana.... :-)
He lhadalah...langit kelap-kalap katon, bumi gonjang-ganjing... Ooo... throthok thok thok thok thok thok5x......
Duh Gusti Kang Murbeng Dumadi.....

Selasa, 04 Mei 2010

Dan kaca-kaca itupun lebur....



PrwaaAng... Prweng... PrwaAaang.... PyaaRRR!!!...
Begitu suara pecahan kaca itu menggelegar memekakkan telingaku... Direnggutnya kaca-kaca itu, dipatahkan, dibanting, dilempar. Prwaaang!... Beberapa kali serpihan kaca itu hampir mengenai wajahku... Aku takut kaca-kaca itu akan melukai dirinya, melukai tangannya.

Tangan seorang wanita setengah baya yang begitu perkasanya mengais-ngais pecahan kaca bagai mengais daun kering yang berserakan dengan tangannya tanpa beban. Kadang kala dia menarik paksa kaca-kaca yang terselip tanpa ragu sedikitpun akan terluka. Aku yang memandangnya dari sudut sini ngeri membayangkan seandainya sekali saja pinggiran kaca yang tajam itu menggores kulitnya, luka yang dalam, seketika akan mengucurkan tetesan derah merah, dan perih...

Tetapi melihat kepiawaiannya bekerja, rasanya kejadian seperti itu akan jarang sekali terjadi.
Dengan kaos tangan berbahan kain rajut tebal dan sepatu plastik warna ungu muda yang terlihat lusuh itu dia bekerja. Dibantu dengan dua asisten yang membantunya mengangkat ke dalam bak trek. Yang seorang adalah sopir trek yang membantu sekedarnya saja. Dan yang seorang lagi aktif membantu si ibu mengais sampah kaca dan memanggulnya untuk ditaruh ke dalam bak trek dengan menggunakan box plastik. Beberapa kali aku miris khawatir ujung pecahan kaca itu akan mengenai wajahnya. Wajah si abang terlihat dingin, seolah sudah lupa cara tersenyum. Entah sudah berapa panggul saja dia wira-wiri memanggul pecahan kaca ini ke dalam trek.

Kurang lebih 20 menit jerit pekik kaca-kaca inipun usai. Si abang bermuka dinginpun rehat sejenak untuk meneguk air mineral yang aku suguhkan. Mungkin sedikit menyegarkan hatinya yang keruh. Si ibu masih mengais sisa-sisa kaca yang masih tersisa.

Harga sebuah pekerjaan. Dan si ibu ini melakukannya tanpa beban, ringan saja. Akupun menyerah saja sampah-sampah ini mau dihargai berapa. Seandainya tidak dihargai/dibelipun aku tak mengapa sejujurnya. Karena bagiku ini sampah. Dan sampah-sampah ini jika tidak ada yang mengambil tentu akan menggunung. Ini sampah kaca, si ibu ini akan menjualnya ke pabrik untuk diproses lagi menjadi lembaran kaca yang lebih berarti. Ada nilai ekonomi dalam sampah kaca ini. Ibu ini menghargainya Rp 50 ribu, semuanya. Harga ini naik dari tahun-tahun sebelumnya. Awal-awal dulu hanya dihargai Rp 10 ribu, kemudian Rp 15 ribu. Dan sekarang naik sekian.

Bagiku, pemandangan penghancuran kaca pagi ini melukiskan kerasnya hidup yang dijalani oleh si ibu dan si abang.
Si ibu, kenapa dia bekerja sedemikian kerasnya?.. jauh-jauh dari darah asalnya jawa barat sana. Dimanakah suaminya? apakah dia bersuami? Anak-anaknya bagaimana? atau si abang ini anaknya?

Pertemuan yang singkat. Karena sedari tadi suara kaca yang banyak terdengar, bibir-bibir tajam kaca yang berbicara. Dan serpihan kaca-kaca ini telah meninggalkan makna dalam hati.
Hidup dan kehidupan adalah netral. Mau kita isi apa hidup ini, terserah kita. Dan hasilnya juga terserah dari apa yang telah kita usahakan. Dari apa yang telah kita gores untuk mengisi lembar demi lembar kehidupan ini.
Dan apa yang telah kita gores di dunia ini, kelak di akherat akan dihamparkan di depan mata kita, tak ada yang luput barang sedikitpun. Dan kelak kitapun akan terheran-heran karena catatan itu begitu detailnya.

Hari ini... Apa yang akan kita goreskan???....

Sabtu, 01 Mei 2010

Kutemukan Depleted Uranium di kamar anakku...



Beberapa waktu yang lalu aku menemukannya. Ketika aku sedang bersih-bersih kamar anakku. Tentu saja tidak DU (Depleted Uranium) sebagaimana wujud fisiknya. Aku menemukannya berupa fotocopy-an artikel tentang DU. ^_^ Betapa seram dan ngerinya seandainya benda ini ada di rumahku dan partikelnya terhirup olehku atau anak-anakku.

Judul artikel tersebut adalah "Memusnahkan Generasi Dengan Depleted Uranium"
Ngeri sekali membaca artikel ini. Bayi-bayi yang tak berdosa harus terkapar lemah tak berdaya dengan aneka cacat tubuh yang menyayat kalbu. Karena efek ini juga seorang pria dewasa yang perkasapun bisa terkapar di dera 2-3 jenis kanker dalam tubuhnya.

Depleted Uranium dan phosphor putih ditengarai digunakan dalam senjata di medan peperangan itu. Partikel-partikel yang disebarkan senjata ini begitu kecilnya sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk bisa keluar dari badan. Dengan ukuran di bawah 10 mikron maka partikel itu bisa memasuki jaringan paru-paru paling dalam dan bersarang di dalamnya secara permanen. Ini dibuktikan dengan ditemukan unsur DU dalam air seni para veteran perang Iraq setelah 9 tahun peperangan usai.

Hal itu sekaligus mematahkan argumen militer Amerika dan para pendukungnya yang berpegang pada penelitian Rand Corp Study. Menurut mereka, DU tidak berbahaya sebagaimana uranium alam yang dihirup para penambang. Tentu kedua unsur itu tidak bisa disamakan, karena memiliki ukuran yang berbeda. Debu uranium alam sangat kasar, sehingga dalam waktu 24 jam bisa keluar dari tubuh bersama urine, berbeda dengan DU yang digunakan untuk senjata.
Dan taukah kita? bahwa diperkirakan lebih dari 10 ribu triliun partikel DU yang masih mengambang di udara Iraq dan Afganistan.

Setelah menemukannya di kamar anakku, sayup-sayup terdengar berita dari televisi, seorang imigran gelap asal Afganistan sedang dikejar-kejar oleh petugas yang akhirnya tertangkap juga di sebuah pertokoan, di tengah keramaian.
Ya, seorang pemuda. Aku tidak tau kenapa dia menjadi imigran gelap, dan berapa banyak imigran gelap asal Afganistan. Apakah dia datang ke sini karena menghindari DU itu atau karena sebab yang lain. Dan aku juga tidak tau bagaimana perlakuan aparat kita kepada pemuda ini selanjutnya.
Yang aku tau, sesama muslim itu ibarat satu tubuh. Jika satu organ tubuh kita sakit, maka tubuh kita akan terasa sakit.

Dan yang pasti ketika browsing gambar yang sesuai untuk goresanku ini, ketika aku ketikkan kata depleted uranium, gambar-gambar kengerian yang tampak, sehingga tak sampai hati aku menampilkannya di postingan ini.
Bagaimana juga perasaan ibu-ibu yang melahirkan bayi-bayi ini dan orang-orang korban senjata ini???... Sungguh tak terperikan. Ngeri ngeri ngeri aku membayangkannya...

Selasa, 27 April 2010

Anak Dan Kasih Ibu

"Tiap-tiap anak itu unik dan cerdas"
Begitu sering kita dengar dari para pakar.
Akupun berusaha untuk tidak under estimate terhadap anak-anak. Tapi sebagaimana ibu-ibu yang lain, kadang muncul juga yang namanya jengkel kepada anak.
"Duuh... Begini saja kog gak bisa sih??!... Begitu mungkin gerutuan sang ibu, paling tidak itu terlintas di benak tapi tak sempat terucap karena khawatir melukai anak dan menimbulkan perasaan 'rendah' kepada sang anak.

Seringkali pula aku mendengar keluhan sang ibu yang kurang puas terhadap prestasi anak-anaknya, dibandingkan dengan anaknya yang lain. Tapi aku yakin tiap anak punya kehebatan tersendiri. Kalaupun saat ini sang anak tidak terlihat berprestasi dibandingkan anak yang lain, itu adalah tugas kita untuk menggali potensi terpendam yang dimiliki sang anak.

Suasana belajar yang kondusif tentu sangat penting untuk perkembangan anak-anak kita. Memang sekolah yang bagus dengan fasilitas belajar mengajar yang memadai akan sangat membantu anak untuk belajar lebih baik. Kalau di kota besar kita bisa memilih sekolah bagus dengan 'harga' yang bagus pula, tentu tidak demikian bagi kita yang tinggal di desa. Tentu pilihan kita terbatas.

Apapun itu, di desa maupun di kota. Anak-anak akan tumbuh dengan baik di tangan-tangan sang ibu yang penuh dengan cinta.
Cinta sang ibu yang dengan sabar menghadapi kekurangan-kekurangan anaknya.
Cinta sang ibu yang dengan sabar dan ketelatenan membimbing anak-anaknya.
Cinta sang ibu yang dengan tulus menengadahkan tangan kepada Robb-nya untuk kebaikan anak-anaknya adalah mukjizat yang tak tertandingi.
Anak-anak yang dianugerahkan kepada kita, adalah anak-anak yang luar biasa. Anak-anak yang unik. Masing-masing anak pasti mempunyai kelebihan yang tersembunyi seandainya saat ini belum tampak. Adalah tugas kita untuk membantu menggali dan menemukan kelebihan yang dimiliki sang anak.
Jangan lukai anak-anak kita, kalau saat ini anak tak tampak seperti yang kita harapkan. Anak ibarat selembar kertas putih yang kosong. Kita yang membuat hitam putihnya sang anak.
Anak ibarat keramik. Sekali terjatuh dan pecah, keramik itu tak akan bisa kembali sebagaimana asalnya.

Berat sekali sebenarnya tugas kita sebagai orang tua kalau dipikir-pikir. Tapi kalau kita renungkan lagi, tidak ada yang sulit bagi yang dimudahkan oleh Allah.
Bagaimana agar dimudahkan oleh Allah senantiasa?
Kedekatan kita kepadaNYA-lah sebuah keniscayaan.
"Jadi Tin, Kalau kamu pengen dimudahkan segalanya oleh Allah, dekat-dekatlah sama DIA!"
Masak sih, aku mendekati Allah hanya karena pamrih ingin dimudahkan segalanya oleh Allah? Begitu perdebatan dalam batinku.
Tentu tidak, kita mendekati Allah karena kita adalah hamba yang lemah, tiada daya suatu apa. Dan DIA adalah yang maha segalanya. Hanya kepadaNYA-lah, tujuan kita. DIA punya tujuan, dan pastilah tujuan itulah yang terbaik untuk kita, kalau kita mengetahuinya.
"Selangkahku kepadaMU, seribu langkah KAU padaku"....
Begitu nasyid Raihan selalu menggema dalam relung-relung hatiku. Yang selalu meyakinkan aku, bahwa senantiasa ada DIA yang sangat mencintai kita. Mencintai keluarga kita. Komponen terkecil dalam sebuah negara. Yah, dari sinilah masa depan bangsa bermula.
Bismillah... La haula Wala Quwwata Illa Billah!



Komedi di balik tragedi keponakanku yang lucu ^_^



Semalam dua ponakanku bermalam di rumahku. Seperti biasa sebelum tidur aku menemani mereka, bersama dua anakku juga. Kali ini aku ingin sekali mendengarkan si Lia keponakanku berceloteh dengan logat cadelnya yang lucu...
Tiba-tiba saja meluncur cerita lucu dari anak-anak ini. Setelah aku dengar celoteh para bocah ini, akhirnya aku susun cerita tersebut seperti di bawah ini.

Pagi itu Lia bangun agak kesiangan. Sedari tadi ibunya membangunkannya tapi Lia masih enggan tuk membuka matanya. Mungkin karena semalam tidurnya kelewat malam karena nonton televisi.

"Ayooo Lia, banguuun!! Sudah jam 6 lewat lho, nanti telat masuk sekolahnya"... Begitu sang ibu membangunkan si Lia yang sudah duduk di TK B ini. Mungkin tahun depan Lia akan tetap bertahan di TK karena umurnya masih terlalu muda untuk masuk SD. Jadi dia akan di TK selama tiga tahun. Seperti kakaknya, Wafda. Dulu juga begitu menghabiskan waktu tiga tahun di TK.

Lia masih enggan bangun juga. Lia masih terbuai mimpi di atas bantal bulu angsanya yang lembut. Dengan gigihnya sang ibu membangunkannya karena tidak ingin si mungil ini telat masuk kelas. Akhirnya si Lia pun bangun juga. Dengan tergesa-gesa si Lia mandi dan menyiapkan diri ke sekolah. Saking tergesa-gesanya si Lia lupa minta uang jajan kepada ibunya. Sang ibu-pun lupa karenanya.

Ketika jam istirahat tiba, Lia baru sadar kalau dia kelupaan untuk minta uang jajan kepada ibunya. Dengan gaya melow-nya dia bermaksud pinjam kepada Nabila temannya. Dengan logat cadelnya Liapun mengutarakan maksudnya.

"Mbak Nabil, aku pindem uang doong... atu lupa ndak minta uang tama ibuk, betok tak tembalitan"... (Mbak Nabil, aku pinjem uang doong.. aku lupa ndak minta uang sama ibuk, besok tak kembalikan). Ini anak cadelnya minta ampun lucunya. ^_^
Rupanya Nabila keberatan.
"Gak boleh, uang sakuku cuma dikit, aku pakai jajan sendiri aja kurang, maaf yaa!...
"Duh, gimana ya, padahal aku pengen jajan???.. Begitu pikir Lia.

Dengan gigih Lia berusaha pinjam kepada temannya yang lain. Aqil-lah sasaran berikutnya. Jawaban Aqil-pun ternyata tidak berbeda dengan jawaban Nabila. Kali ini Lia sedih sekali. Dia tidak tau harus berbuat apa lagi.
"Aha??!"... Muncul ide brilliant dari otak si Lia. Dia paham betul teman-temannya menyukai kertas-kertas harvestnya yang indah dan lucu-lucu itu. Dia berniat menawarkan kertas-kertas indah itu dengan harga Rp 500,00 per lembar kepada teman-temannya. Boleh juga nih anak ^_^. Aku sampai nahan tawa ketika menuliskan ini. ^_^

Dan tujuh lembar kertasnya sudah terjual dan berpindah tangan. Sekarang di tangan Lia sudah tergenggam uang Rp 3500,00. Angka yang tidak sedikit, mungkin hampir setara dengan uang sakunya selama 2 hari. Lia tersenyum lebar. Diapun bisa membeli permen lolipop kesukaannya.

Pulang sekolah, kakaknya Wafda-pun diceritain pengalamannya waktu di sekolah tadi.
Bukan alang kepalang kagetnya si Wafda begitu melihat kertas harvest kesayangannnya ikut terbawa sang adik dan ikut laku terjual. Memerah mata Wafda menahan tangis akibat aksi adiknya ini. Mirip cerita film India, Wafda sesenggukan menahan tangis sambil berkata kepada adik yang sangat disayanginya ini:

"Gimana toh Dik, itu kan kertas harvest yang bagus, itu kesukaanku, kog dijual dengan harga yang murah sih, cuma kamu hargai Rp 500,00??...
Dengan tanpa merasa bersalah dan berdosa si adikpun berkata kepada mbaknya dengan 'bijaksana'nya:
"Embaak.... Atu tuh ndak jual limalatus, atu dual halga selibu, tapi dapet dua!... (Embaak, aku tuh ndak jual limaratus, aku jual harga seribu, tapi dapet dua!...)

Huahaha.....sontak kami tertawa mendengar jawaban polos Lia tadi malam. Si Lia tersenyum kecut belum paham betul kenapa kami tertawa... Aku gemes sekali dengan ekspresinya.
Lucu-lucu!... Kecil-kecil jalan juga otak dagangnya. Memang orang sering menjadi kreatip saat masa-masa sulit. Dan itu terjadi pada Lia, keponakanku yang masih cadel nada bicaranya.

Pelajaran yang bisa ditarik dari cerita lucu ini:
1. Cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga. Lia besar di keluarga pedagang, jadi lazim kalau otak dagangnya jalan di saat-saat sulit seperti itu. ^_^
2. Blessing in disguised. Berkah mendapat uang saku lebih, dari kemalangan tidak membawa uang saku. ^_^
3. Komedi di balik tragedi. Bagi Wafda dan kita yang mendengar celotehnya. "Kasihan banget ya dik Lia Buk, kelupaan bawa uang saku??? Dan usaha dia untuk mendapatkan uang itu lho yang cerdik dan lucu". Begitu komentar Fida anakku dengan sendu disusul senyum terkembang di bibir-bibir mungil ini. Fida, Salman, Wafda dan Lia...

Rabu, 21 April 2010

Aku jatuh cinta lagi...


Aku jatuh cinta lagi
Untuk kesekian kali
Aku tak tau bagaimana ini bermula
Tapi aku begitu menggilainya
Hari-hariku sepi tanpa dia
Hari-hariku hampa tanpa dia
Jiwake kering, dahaga tanpa dia
Hariku serasa lamban dan berat tanpa dia
Hatiku penuh warna dengan memikirkan dia
Hidupku penuh asa bersama dia
Begitu indah merasuk sukma tatkala bersama dia
Apapun kulakukan untuk berasyik masyuk dengan dia
Sampai puncak ekstasi berkali-kali aku dibuatnya

Seperti kali ini
Hanya aku dan dia
Kucumbui dia dalam renyai hujan di kamar sunyi ini...
Yaah... hanya aku dan buku ini

Hujan sedari tadi membuat hatiku semakin...aaaghhh!!!.... ^_^

Renungan menjelang fajar



Sedari air wudlu membasahi wajah yang terkantuk-kantuk, sampai detik-detik menjelang kumandang adzan shubuh ini, kenapa fikiran dan anganku mengembara kemana-mana sampai negeri antah berantah yaa Tuhan?...
Ini ulah setan yang telah Kau beri tangguh untuk menggoda, atau memang diriku yang selalu mengkambinghitamkan hamba yang Kau beri tangguh itu?
Tuhan, aku selalu bilang cinta kepadaMu, tapi kenapa hatiku selalu tertuju kepada remeh temeh yang tak ternilai ini, yaa Tuhan?
Tuhan, aku ingin mendapat cintaMu...
Tapi bagaimana aku bisa mendapatkannya, kalau aku masih begini, yaa Tuhan?
Tapi aku selalu ingat kata-kata ini, yaa Tuhan...
"selangkahku kepadaMU, seribu langkah Kau padaku"
Tuhan...apa diri ini layak mendapat cinta agungMu?
Aku tidak ingin mencintaiMu sesederhana ini yaa Tuhan...
Apalah dayaku Tuhan...
Karena aku tak berdaya atas diriku sendiri
Aku tak punya kuasa
Hanya Kau yang kuharap, Tuhan...

Selasa, 20 April 2010

"Panggil aku Kartini saja"

Membaca surat-surat Kartini dalam buku ini membuatku merinding... Tatkala kubacakan suratnya kepada suamiku, aku tak kuasa tuk melanjutkannya...Ada yang menyesak di dada... Buliran-buliran bening tak kuasa aku tahan..

Benar-benar luar biasa wanita ini... Kalau Kartini tidak menulis, Kartini akan hilang ditelan masa. Dan kitapun tidak akan tau betapa hebatnya wanita ini. Pikiran-pikiran Kartini melewati usia dan masanya.

Seorang wanita, cucu dari seorang mandor tebu dari ibu bernama Ngasirah dari rakyat jelata. Sang ayah yang amat dicintainya itu adalah seorang asisten wedana ketika jatuh hati kepada sang ibu. Ketika Kartini berumur 2 tahun, barulah sang ayah diangkat menjadi Bupati Jepara. Sang ayah, R.M.A Sosroningrat tidak lain adalah putra P.A. Tjondronegoro, Bupati Demak.

Gaya bertutur Pram dalam buku ini, cara Pram menterjemahkan surat-suratnya terkesan Kartini banget menurutku. Kalau Kartini masih hidup dan membaca buku ini mungkin Kartini akan bilang ke Pram: "Pram, buku ini gue bangeeet!" ^_^. Tapi bisa juga Kartini akan bilang: " Sebagian memang sudah aku banget Pram, tapi ada hal-hal yang tidak kamu ketaui tentang diriku Pram". ^_^

Sayang, Kartini dipanggilNya di usia yang sangat muda. Tapi sepanjang usianya, Kartini sudah memberikan yang terbaik untuk 'nasion' ini. Lebih dari sekedar tokoh emansipasi wanita. Kartini adalah seorang pejuang, inspirator bahkan sebelum Budi Utomo lahir. Kartini yang prihatin dengan Agus Salim muda yang berada nun jauh di sana, jauh dari Kartini tinggal, karena pemuda ini gagal mendapatkan beasiswa untuk belajar ke luar negeri. Kartini di Jawa, Agus Salim di Bukit Tinggi sana, di kala itu, dimana info tidak semudah kita peroleh seperti sekarang. Tapi Kartini berpengetauan luas meski Kartini terkurung dalam tembok feodalisme keraton jawa.

Tentang manifes kepengarangannya. Kartini pernah bertekad. Tekad itu yang bisa kita kenang-kenang. "Aku yang tidak mempelajari sesuatupun, tak tau sesuatupun, berani-beraninya hendak ceburkan diri ke gelanggang sastra! Tapi bagaimanapun, biar kau tertawakan aku, dan aku tau kau tak berbuat begitu, gagasan ini tak akan aku lepas dari genggamanku. Memang ini pekerjaan rumit; tapi barang siapa tidak berani, dia tidak bakal menang; itulah semboyanku! Maju! Semua harus dilakukan dan dimulai dengan berani! Pemberani-pemberani akan memenangkan tiga perempat dunia!"

Luar biasa wanita ini. Banyak yang kita dapatkan dari sosok Kartini dalam buku ini. Sisi lain dari sosok Kartini. Buku ini mengungkap Kartini dari segi Psikologis. Pergoalakan batin Kartini, di tengah keluarga yang feodalis dan hidup di zaman imperialis. Kartini cerdas menyikapi keadaan, jujur terhadap kelemahan bangsanya dan bangga terhadap kelebihan bangsanya. Jujur dan kritis mengakui kelebihan dan kekurangan bangsa Eropa dimana Kartini banyak bersinggungan.

Tulisan Pramoedya Ananta Toer ini membuat mata saya terbuka akan sosok Kartini.
Walau banyak pendapat nyinyir dari sosok Kartini yang seolah menisbikan kepahlawanan Kartini, aku mahfum karena wanita adalah manusia yang tidak mungkin sempurna. Tapi apa yang telah Kartini lakukan pada usia dan masanya, sungguh tidak bisa dianggap remeh. Mengapa Kartini 'lebih' dibanding para pahlawan wanita lain? Pasti ini dikarenakan kehebatan Kartini dalam menulis. Sampai Belanda ingin pamer kepada dunia: "Ini lho hasil didikan Belanda, wanita yang dipingit dalam tembok feodalisme Jawa, sejak umur 12 tahun tapi bisa menghasilkan karya yang luar biasa". Kartini juga mahfum ketika surat-suratnya kepada sahabat penanya itu akhirnya dipublikasikan.

Dan seperti juga serat centhini yang juga dipublikasikan bukan oleh bangsa kita sendiri, tapi bangsa lain. Kenapa ya kita lamban dibanding negara lain, bahkan untuk mempublikasikan karya bangsa sendiri, kita selalu keduluan?..... 'Keduluan?'.... Hmm, apa iya keduluan?... Apa bukan karena kita yang tidak pandai menghargai jasa para pahlawan kita?... Atau jangan-jangan bangsa ini tidak menjadi bangsa yang besar karena kita tidak pandai menghargai jasa para pahlawannya??....

Jumat, 16 April 2010

G I G I L .....



Tubuhku menggigil
Tenggelam dalam samodramu

Jiwaku terbang
Hilang
Dan belum kembali

Sampai detik ini
Aku masih menahan gigil
Gigir dan getir

Haruslah berarti!


Hidup hanya satu kali
Haruslah dibuat berarti
Haruslah berarti
Karena aku tak ingin
Hanya menunggu mati
Sekedar meninggalkan tiga baris tulisan
Di batu nisan belaka

Sebagai Ibu
Ladangku terbentang luas
Bisa berarti
Sangat berarti

Kalau seorang Hitler bisa berkata :
"Seorang ibu yang mempunyai delapan anak-anak yang sehat
adalah lebih berjasa kepada Jermania
daripada berpuluh-puluh perempuan
yang bekerja di bidang politik
dan meninggalkan kewajiban-kewajiban mereka
sebagai perempuan".

Dan seorang Mussolini-pun berkata :
"Hanya rumah tangga yang mempunyai banyak anaklah
yang dapat mendirikan batalyon yang besar".

"Buat kedua diktator ini
tidak begitu susah untuk membasmi
penyakit perawan dewasa itu
hanya dengan 2-3 baris perkataan
yang dijalankan
selaku undang-undang negeri
dengan seketika"
Begitu tulis M. Natsir

Semua laki-laki yang berpengaruh di dunia
Lahir dari seorang insan yang bernama perempuan
Dari seorang ibu
Ya, seorang ibu

Buat diri yang seorang ibu...
Buatlah langit dan bumi menangisi kepergianmu
Dari tanganmulah bermula
Generasi masa depan tangguh tercipta



Kamis, 15 April 2010

"Putu Ayu di kantin sekolahku, dulu..."

Malam ini aku mendapat 'berkat'. Dalam kotak 'berkat' ini terdapat sepotong kue warna hijau cerah dengan taburan kelapa muda di atasnya. Kelapa mudanya tampak putih bersih sangat kontras dengan hijau cerahnya kue ini. Hmm...menatap kue ini sontak ingatanku terbang ke masa silam. Masa-masa sekolah dulu. Ketika aku duduk di bangku SMP. Aku suka sekali kue ini. Rasanya manis, gurih, lembut dan 'mlupur'.... ^_^

Terbang alam pikiranku ke sana. Di sebuah kelas...
Kelas yang terletak di depan sebuah kantin sekolah milik Bu Slamet, begitu penjaga kantin ini biasa disapa. Kantin dengan es teh plastiknya yang seringkali dipakai acara lempar-lemparan teman-teman laki-laki bercanda melepas kepenatan usai pelajaran olah raga.
Kelasku paling pojok dekat toilet sekolah yang suram dan seram. Tapi dalam toilet itu pula, aku pernah baca surat dari seorang teman laki-laki, beda kelas, beda sekolah, beda kota.... Iya, surat dari teman baruku yang merantau karena sekolah di kota lain. Surat yang dititipkan kepada kakak kelas ini sebenarnya tidak terlalu istimewa. Sebuah surat pada secarik kertas memo yang berupa surat perkenalan yang berisi nama dan alamatnya. Kalau di jaman sekarang surat-suratan sudah tidak jamannya lagi. Karena sekarang jamannya facebook,twitter dan sms-an via hp. Surat-surat sangat akrab di kehidupan remaja kala itu. Tiap Minggu aku selalu mendapat surat dan membalas surat-surat sahabat penaku.

Pernah suatu kejadian, aku mendapat surat buanyak sekali tanpa kenal pengirimnya. Berhari-hari surat-surat membanjiri rumahku. Apa pasal?... Dari surat yang kubuka barulah aku tau mereka mendapat alamat dan mengenalku dari sebuah harian. Sebenarnya aneh juga aku rasakan waktu itu, karena aku merasa tidak pernah diwawancarai seorang wartawan. Tapi tiba-tiba foto dan aktifitasku ada di harian itu. Hmm, siapa ya wartawan itu???... Sampai sekarangpun aku tidak tau dan tidak ambil pusing siapa wartawan yang nekad itu. Tapi di blog ini aku ucapkan trima kasih kepada mbak atau mas wartawan yang telah mewarnai masa laluku, dengan menjadi seleb dadakan. Lucu sekali kalau mengingatnya...^_^

Kembali ke kantin yang menjual putu ayu kesukaanku. ^_^
Kantin yang berseberangan dengan kelasku, yang tidak seindah kini kondisinya dulu. Walau tidak seindah kini, tapi tetap asyik untuk dikenang. Masa remaja memang selalu indah untuk dikenang.^_^
Di kelas itu, teman-teman laki-laki suka sekali menggodaku. Aku inget ada seorang teman. Sosoknya mungil, lumayan pinter karena NEM-nya di atasku, lucu, blak-blakan dan suka celometan menggodaku. Dia suka corat-coret mengungkapkan perasaannya di papan tulis. ^_^ Dia juga suka menyanyi soundtrack sinetron yang populer di masa itu. A C I... Aku Cinta Indartini... begitu kelakarnya memplesetkan Aku Cinta Indonesia. Membuatku tersipu malu dan geli mendengarnya. Lucu sekali yaa.. ^_^

Aku dulu pemalu sekali. Istirahatpun banyak aku habiskan di dalam kelas. Aku takut banget ke kantin ketemu teman sebaya dan kakak kelas berdesakan berebut membeli kue dan minuman di sana. Kata orang dulu aku cantik. Sekarang?.... cantik gak ya???...(sambil berkaca) ^_^.
Tapi justru dengan dengan kelebihan itu membuat aku tidak nyaman jadi pusat perhatian orang kala itu. Aku merasa menjadi pusat perhatian, padahal belum tentu diperhatikan ya?! ^_^
Berjalanpun aku jadi suka menunduk menatap lantai plester, jalan aspal, pasir, kerikil dan rumput terpaksa aku akrabi. Menyembunyikan mukaku yang...asli pemalu banget. ^_^
Membeli putu ayu-pun aku tak berani. Biasanya aku nitip ke mbak kost yang kakak kelasku juga. Jadinya aku menikmati kue kesukaan ini selepas pulang sekolah, di rumah kost. ^_^

Kalau orang bilang kecantikan itu berkah. Aku pikir kecantikan bisa berkah bisa juga tidak. Kalau tidak boleh dibilang musibah. ^_^
Cerita tentang wanita cantik yang berakhir tragis telah banyak ditoreh dalam sejarah. Tapi itu tidak menyurutkan seorang wanita untuk berlomba-lomba menjadi cantik. Icon kecantikan, ratu Mesir Cleopatra yang telah membuat julius Caesar dan Mark Anthony bertekuk lututpun berakhir tragis. Berapa banyak kisah wanita cantik abad ini yang tergelincir karena kecantikannya. Dari kecantikan Cleopatra sampai Maria Eva di abad ini tidak menjamin seorang wanita itu bahagia. Lantas kenapa wanita masih berlomba-lomba menjadi cantik???

Sejatinya menjadi cantik itu juga tidak nyaman. Seorang wanita yang cantik pasti ketakutan sekali jika mulai terlihat kerutan halus di wajahnya, kantong mata sudah mulai nampak dan badannya tidak seramping dulu. Berapa banyak rupiah yang dihabiskan demi mendapat penampilan yang selalu terlihat cantik. Mulai sedot lemak sampai pengelupasan kulit yang terkadang membuat wanita tersiksa. Apa yang dikejar wanita-wanita ini?... Termasuk saya kali ya? ^_^

Menjadi orang cantik itu beresiko tinggi.
"resiko orang cantik disukai banyak lelaki..."
Begitu syair lagu yang nyaring terdengar dari televisi akhir-akhir ini.

Memang sangat beresiko.
Pertama beresiko menjadikan kita sombong. Karena begitu seringnya kita dipuji. Padahal tidak akan masuk surga, seseorang yang di dalam hatinya terdapat sebesar biji dzarah rasa sombong. Kedua, beresiko tergelincir ke dalam dosa karena banyak godaan. Karena seorang wanita cantik berkuasa apa saja dengan kecantikannya. Mulai menjadi penari striptis sampai menjadi apa saja yang tidak sampai hati aku menuliskannya di sini.
Ketiga, Beresiko dihinggapi ketakutan. Ketakutan kehilangan kecantikannya.
Pengelupasan kulit, bleaching gigi, program pengencangan kulit, suntik silikon, sedot lemak adalah sebagian kecil usaha wanita agar terlihat cantik senantiasa.
Biaya, waktu dan tenaga tak kurang dihabiskan demi mendapatkan kata ideal. Sungguh sesuatu beban dan gak nyaman menjadi wanita cantik kalau dipikir-pikir.

Alangkah nyamannya jika wanita cantik tidak peduli kecantikan lahir semata tapi lebih peduli pada kecantikan batinnya.
Alangkah indahnya jika para wanita cantik tidak mengumbar kecantikan fisiknya dieksploitasi kaum kapitalis dan tidak bersikap materialistis karena lebih menyukai kekayaan batinnya. Alangkah indahnya jika para wanita menutupi kecantikannya, karena pasti akan menentramkan hati, mata yang memandangnya.

Tapi sejarah telah mengabarkan. Bahwa kecantikan seorang wanita selalu menarik untuk dibahas. Kecantikan lahiriah selalu didamba. Padahal sesungguhnya kecantikan seseorang tidak menjamin kebahagiaannya.

Lalu... apa hubungan putu ayu di kantin sekolahku dulu dengan wanita cantik ya? ;-)
Keduanya sama-sama enak dipandang dan enak dinikmati. Tapi keduanya sama-sama tidak 'mengenyangkan'. Anugerah kecantikan tidak akan membuat kita 'kenyang' secara batin. Justru akan membuat kita kering dan dahaga batin jika tidak dibarengi dengan siraman jiwa yang mempercantik batin kita.

Jadi, menjadi cantik dan tidak cantik itu tidak penting. Yang penting adalah bagaimana membuat batin kita menjadi cantik. Membuat batin cantik senantiasa itu mudah dan tidak membutuhkan rupiah segepok. Selalu bersyukur, selalu ikhlas dengan apa yang ada, selalu belajar untuk memperbaiki kualitas diri adalah sebagian cara untuk menjadi 'cantik'.
Konon Cleopatra yang dalam film-film selalu diperankan wanita cantik di jamannya itu bukanlah seorang yang cantik lahiriah. Tapi dia adalah seorang wanita yang smart yang menguasai 7-9 bahasa. Namun tetap saja dia adalah wanita yang berakhir tragis karena 'cantik' nya.

Menjadi cantik atau tidak cantik itu tidak penting. Yang terpenting adalah adalah menjadi pribadi yang cantik.
Bagaimana menurut anda?


Jumat, 09 April 2010

Mencoba menulis....

Aku agak heran, kenapa akhir-akhir ini aku agak sulit menggoreskan pena. Ada inspirasi untuk menulis tapi kata-kata seolah susah mengalir.
Why???.... Ada apa???....
Entahlah... Tapi aku ingin menulis saat ini. Karena MENULIS kata orang yang sudah mendapat predikat sebagai penulis, itu kebiasaan bagus. Karena dengan menulis kita berfikir, dengan menulis kebiasaan membaca menjadi terpelihara. Dengan menulis daya pikir digunakan, perasaan dirawat, penyakit hati dan kerak-kerak pikiran terkikis, dengan menulis amarah reda.
Dengan menulis hal-hal yang tidak bisa disampaikan dengan lisan bisa ditulis. Menulis menyumbangkan peradaban, menulis bukan hanya katarsis dan perbaikan diri tapi berguna juga bagi orang lain.
Phwuiiihh!!!!.... hebat benar kata-kata ini. Benar-benar seorang penulis sejati kalau sampai bisa menghasilkan kata-kata seperti ini. Berarti jiwa kepenulisannya sudah teruji. Sudah pasti penulis ini sudah banyak menulis buku. ;-)
Aku sering terkesima dengan untaian kata yang mengalir indah yang digoreskan oleh sang penulis. Banyak sekali penulis-penulis bagus di negeri ini. Penulis-penulis yang smart. Dari penulis-penulis blog sampai penulis-penulis yang namanya tidak asing di telinga saya. Membaca tulisan-tulisannya bisa membuat saya terbang ke dunia lain, larut terbuai dan tenggelam dalam lautan kata-katanya. Hmm... benar-benar satisfied!.. ^_^

Akhir-akhir ini aku melihat profesi sebagai penulis mulai menarik hati beberapa kalangan. Terbukti banyaknya pelatihan-pelatihan untuk menjadi seorang penulis handal diselenggarakan oleh para penulis.
Tapi, apakah para penulis yang menjadi penyelenggara pelatihan-pelatihan itu menjadi 'berkembang' setelah melalui pelatihan-pelatihan seperti ini juga sebelumnya???...
Aku pikir tidak. Mereka menjadi penulis handal karena otodidak alias belajar sendiri.
Tetapi, memang gak ada yang salah jika mereka para penulis itu membuka pelatihan dan menarik imbalan dari pelatihan itu. Tidak ada yang salah memang. Terserah kita juga mau belajar sendiri atau ikut pelatihan. Semuanya terserah kepada kita.

Hmm... Sebenarnya aku tadi tidak berniat menulis tentang ini lho?!... ^_^ Sebenarnya ada yang menggelitik hati yang ingin saya bagikan. Tapi sudahlah lain kali saja saya tulis.
Kog jadi ngalirnya menulis tentang ini ya???.... Aku beri judul apa ya tulisan ini? ;-)

Rabu, 07 April 2010

Aku dengan Pre Menstrual Syndrom

Aku menangis lagi kemarin. Situasi yang secara teratur hadir dalam kehidupanku. Tiap bulan. Yach.. tiap bulan. Tiap bulan aku selalu bertemu dengan situasi yang sulit. Masa-masa yang sangat berat. Beraat sekali... Sentuhan ringan di hari-hari normal, bisa terasa sangat menyakitkan bila aku berada pada situasi ini.

Awalnya aku tidak sadari ini. Tapi berulangkali rasa ini hadir membuat aku tersadar inilah yang dinamakan PMS, Pre Menstrual Syndrom. Tepatnya lambat laun setelah punya anak tiga. Karena sebelum-sebelumnya aku tidak merasakan gejala seperti ini.
Apakah PMS itu?... Dan bagaimana rasanya menderita PMS tipe A, H, C, D?

Pre Menstrual Syndrom adalah kumpulan gejala fisik, psikologis dan emosi yang terkait dengan siklus menstuasi wanita. Ini disebabkan faktor hormonal, karena ketikseimbangan hormon estrogen dan progesteron.

Guy E. Abraham membagi PMS berdasarkan gejalanya. Ada tipe A, H, C, D.

Jika seorang wanita saat PMS diliputi perasaan cemas, sensitif, perasaannya labil, dia digolongkan sebagai penderita PMS tipe A atau Anxiety.
Jika wanita saat PMS merasakan perut kembung, nyeri pada payudara, pembengkaakan tangan dan kaki, dia digolongkan sebagai PMS tipe H atau Hyperhydration.
PMS tipe C atau Craving jika si wanita dilanda rasa lapar, ingin makan yang manis-manis terutama coklat dan kabohidrat sederhana (gula).
Dan tipe D atau Depression, jika ditandai dengan gejala rasa depresi, ingin menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit mengucap kata (verbalisasi).

Nah, masuk kategori yang manakah PMS anda? ^_^
Rasanya... semua tipe itu ada padaku. Tapi yang paling menonjol terjadi padaku dan sangat menggangguku adalah type A dan D. Memang kebanyakan penderita tipe D selalu berkombinasi dengan tipe A. Perasaan cemas, sensitif kadang terjadi sebelum aku menstruasi, tapi kadang-kadang setelah aku menstruasi. Tapi seringnya setelah aku menstruasi. Kalau aku sedang PMS dan kebetulan belanja di pasar, pasti banyak belanjaanku yang tertinggal. ^_^. Bila ketemu aku ketika sedang PMS, siap-siap saja karena aku bisa sensitif sekali. Keluhan kecil sang anak bisa membuat aku merasa tidak berguna sekali. Kritik kecil suami bisa sangat menyakitkan hati dan bisa membuatku menangisi diri, meratapi nasib dan merasa kecewa luar biasa. Sangat tidak mudah menghadapi situasi ini....Bagaimana mengatasi situasi ini ya???...

Sebelum haid datang, biasanya aku menyibukkan diri dengan membaca Al Qur'an. Alhamdulillah ini sangat membantu. Tapi ketika sudah datang waktu haid, aku suka bingung karena aku masih gak nyaman kalau harus membaca Al Qur'an ketika sedang tidak dalam keadaan suci begini.
Ketika sedang dalam keadaan suci, aku bisa mengadukan masalahku kepadaNya. Aku bisa menangis dan menumpahkan 'beban' kepadaNya.
Tetapi ketika datang bulan sudah tiba dan PMS tiba-tiba melanda, aku bisa menangis dan dada terguncang hebat karena tangisan. Hmm...sampai sebegitunya yaa... Padahal kalau udah reda PMS nya, hari-hari normal lagi. Syukur alhamdulillah sejauh ini riak-riak kecil akibat PMS bisa aku tanggulangi. Tapi kalau sedang dilanda PMS itu lho...Waduuuh....Bener-bener rasanya ancuuur banget. Pff!!...
Konon meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung vitamin B6 dan magnesium bisa mengatasi gangguan ini. Hmm... sepertinya aku harus mencobanya. :-)

Sabtu, 03 April 2010

"Ku harus tegar!"



Hatiku makin pepat
Tenggorokanku terasa cekat
Menelan kegetiran
Duka nelangsa menyayat jiwa

Oohh... hidup...

Aku tau ini kehendak-Mu
Meski ku belum tau
Ke arah mana ini kan menuju
Hanya Engkau yang tau

Aku harus tegar Yaa Robb...
Karena aku masih punya Engkau

Ku harus tegar Yaa Robb...
Karena ini takdir Engkau

Ku harus tegar Yaa Robb...
Karena aku mengharap Engkau.

Rabu, 31 Maret 2010

"Gus Mus dan cerpennya"

Kata seorang bijak:
"Kamu tidak akan pernah berubah kecuali karena 2 hal; 1. Orang yang kamu temui 2. Buku yang kamu baca"

Hari ini aku bertemu keduanya. Bertemu Gus Mus dan bukunya. Yang pasti bertemu Gus Mus dalam sebuah tulisan. ^_^
Pertama kali membaca tulisan Gus Mus di sebuah surat kabar, sudah membuat aku jatuh cinta pada sosok ini, kala itu. Dan hari ini sebuah buku kumpulan cerpen karya beliau ada di tanganku.

Baru membaca sebuah cerpen, serta merta aku tersadarkan oleh suatu hal. Kesadaran seperti ini bukan untuk pertama kalinya. Sebelumnya aku juga pernah tersadarkan oleh tulisan yang intinya tidak berbeda jauh dengan isi cerpen Gus Mus ini. Tapi kenapa ya, ku selalu merasa berbeda dan tersadar berulang kali?... Seolah yang aku baca barusan adalah sesuatu yang baru?
Intinya keduanya sama tapi ceritanya saja yang berbeda.

Ada beberapa poin yang membuat saya tercenung.
Ada hikmah indah kutemukan di sana.
Berikut petikan indah tersebut.

Ujar Kyai Tawakkal kepada Gus Jakfar yang menimba ilmu padanya.
"....Kau kan tau, sebagaimana neraka dan sorga, aku adalah milik Allah. Maka terserah kehendakNya, apakah Ia mau memasukkan diriku ke sorga atau ke neraka, sebenarnya Ia tidak memerlukan alasan. Sebagai Kyai, apakah kau berani menjamin amalmu pasti mengantarkanmu ke sorga kelak? Atau kau berani mengatakan bahwa orang-orang di warung yang tadi kau pandang sebelah mata itu pasti masuk neraka? Kita berbuat baik karena ingin dipandang baik olehNya, kita ingin berdekat-dekat denganNya, tapi kita tak berhak menuntut balasan kebaikan kita. Mengapa? Karena kebaikan kita pun berasal dari-Nya. Bukankah begitu?"

Dan...

"kau harus berhati-hati bila mendapat cobaan Allah berupa anugerah. Cobaan yang berupa anugerah tidak kalah gawatnya dibanding cobaan yang berupa penderitaan. Seperti mereka yang di warung tadi, kebanyakan mereka orang susah. Orang susah sulit kau bayangkan bersikap takabbur, ujub atau sikap-sikap lain yang cenderung membesarkan diri sendiri. Berbeda dengan mereka yang mempunyai kemampuan dan kelebihan, godaan untuk takabbur dan sebagainya itu datang setiap saat. Apalagi bila kemampuan dan kelebihan itu diakui banyak pihak."

Hmm... aku benar-benar merasa baru mendapatkan sebuah pemahaman dan pandangan baru dari apa yang selama ini sudah aku ketahui.

Termenung dan termenung lagi.....
Duh..... Gusti!!!..... Ampuni kami....

Minggu, 21 Maret 2010

"Pasar Krempyeng"


Kenapa dikatakan pasar krempyeng???...
Karena durasi aktifitas pasar itu hanya sak 'krempyeng' an alias hanya sekejab saja. Begitu difinisi menurut saya. ^_^
Walau tidak setiap hari aku ke sana, pasar krempyeng cukup membantu memenuhi kebutuhan dapurku. Aku ke sana tatkala di kulkas sudah tidak ada lagi bahan makanan untuk dimasak dan belum sempat ke pasar besar. Besar untuk ukuran sebuah desa yang tinggal di sebuah kecamatan. Tepatnya kecamatan Bancar, sebuah kecamatan yang terletak di pantura, pantai utara Jawa. Pasar itu terletak di Dukuh Sowan, sementara saya bertempat tinggal di Dukuh Gading. Kira-kira 250 meter letaknya dari rumah saya. Dua ratus lima puluh meter itu kata suami saya, karena saya memang tidak pernah mengukur jalan. Berarti suami kerjaannya ngukur jalan?... Ya enggaklah!!...^_^

Pagi-pagi sekali aku kesana. Menyusuri bahu jalan, yang kian lama jalanan ini makin ramai saja oleh lalu lalang kendaraan. Mulai truk trailer, truk tronton, truk ban dobel, bis malam, kendaraan pribadi sampai sepeda mini mbak Sulikah yang setia menemaninya waktu berangkat ke tempat kerja. Karena sempitnya bahu jalan ini, tadi pagi mbak Sulikah hampir saja jatuh ketika mencoba menaiki badan jalan karena menghindari saya. Tak terbayangkan bagaimana jadinya seandainya di belakangnya ada sebuah kendaraan yang melaju. Pasti saya akan merasa bersalah sekali. Alhamdulillah, kendaraan masih jauh, jadi mbak Sulikah selamat... :-)

Berjalan kaki ke pasar krempyeng itu memang tidak begitu jauh, cukup buat pemanasan, melemaskan kaki untuk memulai aktifitas sepanjang hari ini. Hanya saja saya harus sering menahan nafas ketika berpapasan dengan kendaraan besar yang pengemudinya mengejar waktu atau ngejar apa saya gak tau. Cukup melegakan bagi saya untuk berempati dengan perasaan sang sopir yang tergesa-gesa ini. Karena setiap orang pasti punya alasan dan latar belakang masing-masing dalam bertindak. ;-)

Begitu juga saya. Saya mempunyai alasan kenapa saya lebih memilih ke pasar krempyeng pagi ini. Karena kalau saya tidak ke pasar ini, tentu saya, suami saya dan anak-anak saya gak akan makan pagi dong!... ^_^
Di pasar ini ada beberapa penjual ikan dan penjual sayuran. Meski harganya agak sedikit mahal jika dibandingkan dengan harga-harga kalau saya dapatkan di pasar besar. Tak mengapa.
Ada pedagang ikan yang datang dari desa Mbulu, ada pedagang tape dan 'gablog' dari desa Sugihan. Do you know the gablog?...^_^. Ada pedagang sayuran yang datang jauh-jauh dari Jatirogo. Ada mas-mas pakai sepeda motor yang jualan sayuran. Aku perhatikan para ibu-ibu ini gigih sekali mencari nafkah demi sesuap nasi ya?.... Wanita-wanita yang perkasa menurutku.

Para pedagang itu cukup membantu ibu-ibu. Ibu-ibu yang polos, yang tidak perlu pakai sandal hak tinggi dan dandan menor untuk sekedar belanja. Terkadang ibu-ibu itu memakai baju apa adanya. Pakai daster yang 'you can see' atau baby doll pun jadi. ^_^ Tidak seperti ibu-ibu metropolis yang selalu berdandan rapi dan cantik ketika berbelanja di super market... Walaupun tujuannya sama. ^_^

Ibu-ibu tetangga saya itu selalu ramah menyapa saya. Paling tidak seulas senyum kalau tidak sempat menyapa. Sapaan yang paling sering saya terima adalah: "Mbak, kog jalan kaki, kog gak naik sepeda motor?...Kalau ada kesempatan menjelaskan pasti saya akan menjelaskan kenapa saya jalan kaki. ^_^
Ibu-ibu itu kalau sudah ngumpul, adaa saja celotehnya yaa... Memang kalau tidak ngobrol tidak afdol rasanya ya. Dengan berceloteh dan saling canda membuat suasana jadi terasa akrab dan riang. Belanja dapet, pikiranpun fresh untuk memulai hari.

Kalau sudah siang sedikit, pasar ini sudah tidak ada. Sudah tidak ada kerumunan ibu-ibu yang berbelanja. Sudah tidak ada celotehan ibu-ibu. Sudah tidak ada para penjual dadakan ini. Sepi...
Tapi esok mereka pasti datang lagi. Dan ibu-ibupun kembali berbelanja dan berceloteh lagi. Begitu seterusnya... Sampai kapan??..Sampai ibu-ibu ini tidak membutuhkan pasar krempyeng tentunya.

Minggu, 14 Maret 2010

Membuka Album Kenangan...

Melihat foto-foto di masa saya belum berjilbab, kemudian berjilbab.... Alhamdulillah meski tidak selebar dulu lagi jilbabku, aku masih tetap berjilbab.. Insya Allah sampai kapanpun, aku akan tetap berjilbab. Semoga ke depannya busanaku lebih baik lagi, lebih syar'i lagi... Amien!

Merenungi masa lalu sampai di titik ini, aku bersyukur sekali karena di titik ini, pada titik ini aku merasa selalu dimudahkan dalam memetik hikmah dari semua yang pernah kualami...

"Ya Allah.. Bimbing aku selalu yaa Robb... TanpaMu, hamba tak akan bisa. TanpaMu hamba tak akan bisa berarti. TanpaMU hamba tak akan bisa menjalani hari dengan indah..
Pahamkan aku akan keindahan aturanMU ya...Robb!
Saat ini yang kurasakan aturanMu itu tidak menyiksa, aturanMu itu indah. Maha Benar Engkau Yaa Robb... Syukur di atas syukur atas nikmat dan karuniaMU ini...

Jumat, 12 Maret 2010

"Mr/Mrs. Judge"

Ide memakai judul di atas sebenarnya terinspirasi dari sebuah lagu. Mr. Judge!... ^_^ Vokalisnya wanita, tapi saya lupa siapa, mengingat banyak sekali penyanyi baru bermunculan di negeri ini. Siapa nama vokalis itu, sepertinya gak penting deh... ^_^ Karena saya tidak sedang mengulas infotainment.^_^

Ketika kita men-judge seseorang dengan stigma buruk, sadarkah kita telah membuat 2 kesalahan?....
Taruhlah ketika kita sedang jalan-jalan di mall melihat seorang wanita melenggang dengan gemulai memakai celana pendek dengan atasan ketat. Mungkin yang terbersit di fikiran kita yang sudah berjilbab ini merasa lebih baik dari si wanita ini. Hmm..benarkah?... ;-)
Atau mereka yang berjilbab lebar merasa lebih baik dari mereka yang berjilbab gaul/ jilbab pendek. Hmm... pengalaman pake jilbab lebar nih, kayaknya. ;-)
Atau ketika kita secara tidak sengaja menonton infotainment artis sinetron A berbuat begini begini dan serta merta kita men-judge si artis begini begitu. Trus kitapun merasa lebih baik dari si artis yang terlihat begitu.. Hayo.. ngaku, pasti banyak yang suka ngrasa gitu yah?!... ^_^

Perasaan merasa lebih baik dari mereka yang bercelana pendek, berjilbab pendek dan artis film pendek inilah sebuah kesalahan. (^_^ kog pendek-pendek semua yah?!)...
Sebuah kesombongan karena merasa diri lebih baik dari mereka. Yup!.. sebuah kesombongan, tanpa kita sadari. Yah, mungkin kita gak sadar ya, kalau kita sedang sombong. Hmm... semoga setelah ini kita bisa lebih hati-hati lagi.

Coba simak hadist di bawah ini:
" Tidak akan masuk neraka, orang yang di dalamnya ada seberat sebiji sawi dari iman, Dan tidak akan masuk surga yang di dalam hatinya ada seberat biji sawi dari sombong" (HR Muslim, Abu Dawud)
Wiii... ngerii yah?!...

Imam Ghazali berkata : Siapa yang merasa lebih baik dari seseorang dari makhluk Allah, maka ia termasuk sombong.

Diriwayatkan : Ada seorang pelacur *sebenarnya saya gak suka pake istilah ini :-( * Bani Isra'il duduk mendekati seorang ahli ibadat karena ingin mendapat apa-apa yang berguna baginya, tiba-tiba si ahli ibadat itu merasa jijik dan enggan pada pelacur itu sehingga diusir dari majlisnya, maka Allah menurunkan kepada seorang nabi mereka; Bahwa Allah telah mengampunkan dosa pada pelacur itu, dan menggugurkan amal orang ahli ibadat itu.
Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita dan menjauhkan diri kita dari rasa sombong. Amin!

Benarkah si celana pendek, si jilbab pendek dan artis film pendek ini lebih buruk dari kita???...
Hanya Allah yang Maha Tau. Ketika kita men-judge seseorang dengan stigma buruk, itu artinya kita telah mengambil hak Allah, yang lebih berhak mengadili hambaNya. Karena sesungguhnya yang kita tau sedikit sekali. Kita ini bagai sebutir debu yang beterbangan di udara. Apa kuasa kita menjudge seseorang dengan stigma buruk. Kita tidak tau, seseorang itu begini begitu karena apa? mengapa mereka terlihat seperti itu karena apa?... Kita tidak tau sama sekali di balik itu semua. Hanya Allah Yang Maha Tau. Kita, tidak tau sedikitpun!!

Ketika kita mendapati seseorang berbuat tidak baik, itu adalah ujian bagi kita. Ujian agar kita tidak sombong, ujian agar kita introspeksi diri dan ujian bagi kita untuk tidak mengambil hak Allah untuk mengadili hambaNya.

Semoga kita semua termasuk orang-orang yang beruntung, yang selalu mendapat petunjuk dariNya dalam menapaki jalan kehidupan ini. Amin!...
So?... stop men- judge orang yah!...Memang benar apa kata pepatah: kuman di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tak tampak...

Kamis, 11 Maret 2010

"SEANDAINYA KITA TAHU KAPAN AKAN MATI"

Seandainya setiap kita tahu: "Kapan kita akan mati?".....
Mungkin salah satu jawabannya adalah.....
Setiap dari kita akan berbuat banyak kebaikan untuk mempersiapkan diri menjelang ajal menjemput.
Tapi kenapa Allah tidak melakukannya?....
Pikirku... Karena Allah ingin mengajarkan kepada kita arti sebuah cinta.
Cinta yang sejati.... Cinta yang hakiki....


Aku mengabdi kepada Tuhan...
Bukan karena takut neraka...
Bukan pula karena mengharap surga..
Tetapi aku mengabdi,
Karena cintaku padaNya
Ya Allah, Jika aku menyembahMu
Karena takut neraka, bakarlah aku di dalamnya
Dan jika aku menyembahMU
Karena mengharap surga, campakkanlah aku darinya
Tetapi jika aku menyembahMU
Demi Engkau semata
Janganlah Engkau enggan memperlihatkan keindahan
wajahMu yang abadi kepadaku...

Membaca syair indah...Rabi'ah al Adawiyah ini.... Pantaskah diri ini cemburu kepadanya, Ya Robb????..... Oooohh.... Robb!!!! .... Ada yang menyesak di dada..... Menggenang di pelupuk mata... sungguh mulianya wanita ini...
Yaa...Robb!...

Senin, 08 Maret 2010

"LIDAH"

Puisi dari D. Zawawi Imron.

Engku beri aku lidah lalu kusebut namaMU
Tapi aneh diriku ini kusebut Engkau dalam lidahku
Tapi dalam hati tak kuingat Engkau
Aku bersujud menyebutMU
Yang terbayang pada anganku kemewahan dunia
Aku zikir menyapaMU ya Allah,
Yang kubayangkan senyuman setan
Lidah
Lidah
Lidah miliku lidah sayangku

Sabtu, 06 Maret 2010

TERNYATA, BANYAK GAK ENAKNYA JADI FACEBOOKER!......

Ternyata ada gak enaknya juga jadi facebooker?....Kalau tidak boleh dianggap banyak gak enaknya. hehe...
Menulis status sedang di Amrik atau sedang di Australi dikira pamer. Menulis status religius dicibir "sok suci padahal yo gak suci!" hehe.... Menulis status yang selalu serius dibilang "gak bisa bercanda nih orang!"... Menulis status yang 'guyon always didarani "ra tau serius blas arek iki, guyon thok!"...hehe....
Ketika seseorang aktif berkunjung ke status teman-temannya dan aktif memberikan komentar, dibilang "keliatan orang ini kesepian banget yach, setiap status dikomentari?!"
Ketika FB seseorang itu gak aktif, dibilang "ra tau diurusi FB-ne iki!"...
Jadi inget sebuah kisah hikmah. Kisah bapak, anak dan seekor keledai. Kisah itu menceritakan, seseorang bapak yang ingin mengajarkan sebuah hikmah kepada anaknya. Bapak dan anak itu melakukan perjalanan dengan menunggang seekor keledai. Di tengah jalan ada orang berkomentari : "dasar bapak dan anak gak tau diri, keledai kecil kog ditunggangi berdua, gak kasihan dengan keledainya". Kemudian turunlah si bapak, dia biarkan anaknya yang menunggang keledai itu sendirian. Di tengah jalan ada orang mengomentari: "dasar anak gak berbudi, orangtuanya dibiarkan berjalan kepanasan". Akhirnya si anak turun ganti bapaknya yang menunggang keledai tersebut. Di tengah perjalanan dikomentari "Orangtua macam apa ini, kog gak kasian sama anaknya" bla bla bla. Akhirnya dibiarkan keledai itu melenggang tanpa ditunggangi oleh keduanya. Itupun tidak lepas dari komentar. Komentarnya begini: "Dasar anak dan bapak sama-sama dungu, ada keledai nganggur kog gak ditunggangi". Hehe... Susah yah, jadi orang? ^_^
Suatu saat, seorang teman dengan bersungut-sungut bilang ke saya sedang dicemburui karena akrab di status/wall seorang temannya. Dicemburui???... hmm, gak enak memang.
Di media massa juga ramai kasus-kasus yang berhubungan dengan FB ini. Mulai rumah tangga yang hancur sampai penculikan anak di bawah umur. Kalau sudah demikian, tentunya sangat mengganggu. Lantas.... Untuk apa punya FB? Kog rasanya jadi timbul banyak masalah?...
Memang, berkat FB tali pertemanan bisa nyambung lagi. Kita bisa tau keberadaan teman dan perkembangan seorang kawan lewat FB. Namun "dampak sistemik" (^_^)FB yang seperti ini, rasanya perlu bagi kita untuk lebih bijaksana lagi menggunakan FB. Kita gunakan FB seperlunya saja. Seperti kata seorang teman, FB itu ibarat sebilah pedang. Yach,... kita gunakan pedang saat yang tepat dan maksud yang tepat. Atau lebih baik gak punya pedang ya???... kan ada pisau???hehe...
Akhirnya kembali kepada pilihan masing-masing individu lagi. Mau pilih yang mana?
a. Punya FB dengan segala masalahnya dan no problem dengan masalah itu karena dengan adanya maalah kita belajar. Why not?
b. Tidak punya FB dengan menghilangkan kesempatan kontak dengan teman-teman dan tidak punya masalah "khas" FB?
c. Punya FB dan menggunakannya dengan bijak?
Semuanya terserah anda. Mau opsi a, b atau c? ^_^
Dunia ada di tangan anda!

Jumat, 05 Maret 2010

INILAH BLOG SAYA!......

Kalau sebelum ini ada blog atas nama saya, itu bukan blog ciptaan saya. Yang ini adalah asli blog pribadi saya. Ciptaan saya sendiri. Segala isinya adalah tanggung jawab saya. Sekian, pernyataan ini saya buat, sekedar klarifikasi, karena timbul banyak pertanyaan mengenai hal ini. Mohon maaf karena telah membuat teman-teman bingung. Terima kasih atas segala perhatian teman-teman semua.
Salam Persahabatan selalu...Jayalah Indonesiaku! ^_^

Perempuan Akhir Zaman

Jum'at pagi yang cerah, secerah hatiku pagi itu.
Handphone mungilku berdering isyarat sms masuk. Sebuah sms dari seorang sahabat.
Begini isi sms tersebut:
...Ukhtiy,, pagi ini hatiku sedih. Kitab shirah shohabiyyah baru tuntas kubaca. Subhanallah, wanita-wanita itu.. perlahan tapi pasti malu menyusup ke dada ini, siapa aku? apa yang telah kulakukan selama ini ya Allah? malu menjadi pilu, tajam menancap di hati..aku malu ukhtiy...kuhibur diri dengan membaca kalamNya, alhmdulillah pilu sedikit terobati, Firman yang terbaca tadi menumbuhkan harapan lagi..Ya Allah.. aku memang teramat jauh dari Al Khansa, Asma bin Abu Bakar, Ummu Fadhl, Asma bin Umais.. Apalagi aku jauh dari ketabahan Fatimah, tidak setaqwa Aisyah apalagi Khodijah yang mulia. Aku hanya perempuan akhir zaman yang bercita-cita menjadi shalehah, agar dapat berkumpul dengan mereka ya Allah...wanita-wanita mulia itu... Bertemu dengan kekasihMu rasul kami tercinta. Dan tentunya...menikmati perjumpaan denganMu...hibur aku ukhtiy....
Hmm... sms yang lumayan panjang dan cukup menyentuh lubuk sanubari.
Aku balas sms itu:
Sama ukhtiy..kita memang perempuan akhir zaman yang berharap menjadi wanita shalehah. karena rakhmat dan ampunanNya, marilah kita optimis meniti hari menggapai cintaNya ukhtiy...Ingatlah beberapa kisah orang-orang terdahulu.antara lain kisah seorang pembunuh 100 jiwa. Betapa luas rakhmat dan ampunan Allah kepada hambaNya. Rakhmat dan ampunan Allah akan selalu ada untuk hambaNya sampai ajal menjemput. Mari kita berbenah memperbaiki diri untuk menggapai cintaNya yang sejati, cinta hakiki...hiks!!!...
Begitu sms itu aku tutup.
Yach... sedih... betapa rindunya kami kepada Rasul, betapa inginnya kami berkumpul dengan wanita-wanita agung nan mulia itu.... Tapi diri ini masih seperti ini. jauuuuh sekali dari mereka.... Diri ini tidak ada apa-apanya dibanding mereka, wanita-wanita suci itu... Pintaku yaa Robb... ampuni kami jika kami kemarin bergelimang dosa, tunjuki kami agar selalu menapaki jalanMu, sinari hari-hari kami dengan nur Mu yang terang benderang agar kami tidak terperosok ke dalam jurang kenistaan, matikanlah kami dan orang-orang tercinta kami dalam keadaan khusnul khatimah. Amien!...

Kamis, 04 Maret 2010

"Wong Becik Ketitik Wong Olo Ketoro"

"Wong Becik Ketitik Wong Olo Ketoro"
Yaaachh...begitulah orang Jawa selalu bilang. Memang, orang yang baik akan teridentifikasi, orang jelek akan terdeteksi juga. ^_^
Namun adakalanya kejelekan/keburukan seseorang akan berakibat baik bagi diri seseorang, jika dengan keburukan itu seorang berubah menjadi lebih baik.
Berapa banyak kisah-kisah terdahulu, seseorang yang awalnya shaleh tapi berakhir dalam keadaan buruk. Dan berapa banyak pula orang yang semasa hidupnya bergelimang dosa tapi berakhir dengan indah, mati dalam keadaan khusnul khatimah.
Subhanallah...
Semoga Allah selalu menunjukkan jalan kepada kita untuk selalu berbuat benar dan mengakhiri perjalanan di dunia ini dalam keadaan benar dan dalam anugerah kasih sayangNya.Amin!...
Dari situlah, pentingnya bagi kita semua untuk tidak men-judge seseorang atau menggibah seseorang hanya karena perbuatan buruk mereka.
Karena kita di dalam dunia ini, semuanya sedang menjalani "proses".
Yach, sebuah proses yang akan berakhir setelah ajal menjemput kita. Dan suatu saat akan tiba pengadilan Allah yang tidak akan pernah salah mengadili setiap hambaNya.
Allah tidak akan memaksa hambaNya untuk berbuat sesuai kehendakNya. Meski Dia maha berkuasa untuk itu.
Allah menciptakan kita, tentunya hanya Allah jualah yang maha tau 'onderdil' kita. ^_^ Allah juga telah membuat 'manual' yang menuntun kita mengoperasikan onderdil itu agar berjalan sebagaimana mestinya. Allah telah memberi kita petunjuk berupa Al Qur'an dan Hadist yang akan memandu kita mengarungi bahtera kehidupan ini.
Dalam mengarungi lautan kehidupan ini, sudah menjadi sunatullah bahwa akan terjadi riak dan gelombang. Ujian dan cobaan pasti ada. Ujian tidak selalu berupa kemalangan karena kekayaan, kepandaian, kecantikan dan kelebihan lain yang kita miliki juga merupakan ujian. Justru ketika kita diuji dengan ujian model ini kita sering lalai dan jatuh... Kerap kali ketika kita diuji dengan ujian dan cobaan berupa kemalangan, justru membuat kita bisa lebih mengenali diri dan mengenali Dia. Dzat yang sangat luar biasa, yang tidak bisa kita menjangkauNya walau seluas lautan kita menyelaminya. Diri ini tidak akan pernah bisa. Karena begitu agungnya Dia.
"Kau begitu sempurna.....
Di mataku Kau begitu indah".......

Selamat Datang!......

Selamat datang di blog saya... Tempat saya belajar menulis, menuliskan apa yang ada dalam fikiran saya dan memikirkan apa yang saya tulis. Ini adalah dokumentasi pribadi, kalau ada yang mengambil manfaat, anggaplah itu berbagi. Kalau ada kekurangan itu karena kelemahan saya. Kalau ada keindahan, itu karena dari Allah semata. :-)