Selasa, 27 April 2010

Komedi di balik tragedi keponakanku yang lucu ^_^



Semalam dua ponakanku bermalam di rumahku. Seperti biasa sebelum tidur aku menemani mereka, bersama dua anakku juga. Kali ini aku ingin sekali mendengarkan si Lia keponakanku berceloteh dengan logat cadelnya yang lucu...
Tiba-tiba saja meluncur cerita lucu dari anak-anak ini. Setelah aku dengar celoteh para bocah ini, akhirnya aku susun cerita tersebut seperti di bawah ini.

Pagi itu Lia bangun agak kesiangan. Sedari tadi ibunya membangunkannya tapi Lia masih enggan tuk membuka matanya. Mungkin karena semalam tidurnya kelewat malam karena nonton televisi.

"Ayooo Lia, banguuun!! Sudah jam 6 lewat lho, nanti telat masuk sekolahnya"... Begitu sang ibu membangunkan si Lia yang sudah duduk di TK B ini. Mungkin tahun depan Lia akan tetap bertahan di TK karena umurnya masih terlalu muda untuk masuk SD. Jadi dia akan di TK selama tiga tahun. Seperti kakaknya, Wafda. Dulu juga begitu menghabiskan waktu tiga tahun di TK.

Lia masih enggan bangun juga. Lia masih terbuai mimpi di atas bantal bulu angsanya yang lembut. Dengan gigihnya sang ibu membangunkannya karena tidak ingin si mungil ini telat masuk kelas. Akhirnya si Lia pun bangun juga. Dengan tergesa-gesa si Lia mandi dan menyiapkan diri ke sekolah. Saking tergesa-gesanya si Lia lupa minta uang jajan kepada ibunya. Sang ibu-pun lupa karenanya.

Ketika jam istirahat tiba, Lia baru sadar kalau dia kelupaan untuk minta uang jajan kepada ibunya. Dengan gaya melow-nya dia bermaksud pinjam kepada Nabila temannya. Dengan logat cadelnya Liapun mengutarakan maksudnya.

"Mbak Nabil, aku pindem uang doong... atu lupa ndak minta uang tama ibuk, betok tak tembalitan"... (Mbak Nabil, aku pinjem uang doong.. aku lupa ndak minta uang sama ibuk, besok tak kembalikan). Ini anak cadelnya minta ampun lucunya. ^_^
Rupanya Nabila keberatan.
"Gak boleh, uang sakuku cuma dikit, aku pakai jajan sendiri aja kurang, maaf yaa!...
"Duh, gimana ya, padahal aku pengen jajan???.. Begitu pikir Lia.

Dengan gigih Lia berusaha pinjam kepada temannya yang lain. Aqil-lah sasaran berikutnya. Jawaban Aqil-pun ternyata tidak berbeda dengan jawaban Nabila. Kali ini Lia sedih sekali. Dia tidak tau harus berbuat apa lagi.
"Aha??!"... Muncul ide brilliant dari otak si Lia. Dia paham betul teman-temannya menyukai kertas-kertas harvestnya yang indah dan lucu-lucu itu. Dia berniat menawarkan kertas-kertas indah itu dengan harga Rp 500,00 per lembar kepada teman-temannya. Boleh juga nih anak ^_^. Aku sampai nahan tawa ketika menuliskan ini. ^_^

Dan tujuh lembar kertasnya sudah terjual dan berpindah tangan. Sekarang di tangan Lia sudah tergenggam uang Rp 3500,00. Angka yang tidak sedikit, mungkin hampir setara dengan uang sakunya selama 2 hari. Lia tersenyum lebar. Diapun bisa membeli permen lolipop kesukaannya.

Pulang sekolah, kakaknya Wafda-pun diceritain pengalamannya waktu di sekolah tadi.
Bukan alang kepalang kagetnya si Wafda begitu melihat kertas harvest kesayangannnya ikut terbawa sang adik dan ikut laku terjual. Memerah mata Wafda menahan tangis akibat aksi adiknya ini. Mirip cerita film India, Wafda sesenggukan menahan tangis sambil berkata kepada adik yang sangat disayanginya ini:

"Gimana toh Dik, itu kan kertas harvest yang bagus, itu kesukaanku, kog dijual dengan harga yang murah sih, cuma kamu hargai Rp 500,00??...
Dengan tanpa merasa bersalah dan berdosa si adikpun berkata kepada mbaknya dengan 'bijaksana'nya:
"Embaak.... Atu tuh ndak jual limalatus, atu dual halga selibu, tapi dapet dua!... (Embaak, aku tuh ndak jual limaratus, aku jual harga seribu, tapi dapet dua!...)

Huahaha.....sontak kami tertawa mendengar jawaban polos Lia tadi malam. Si Lia tersenyum kecut belum paham betul kenapa kami tertawa... Aku gemes sekali dengan ekspresinya.
Lucu-lucu!... Kecil-kecil jalan juga otak dagangnya. Memang orang sering menjadi kreatip saat masa-masa sulit. Dan itu terjadi pada Lia, keponakanku yang masih cadel nada bicaranya.

Pelajaran yang bisa ditarik dari cerita lucu ini:
1. Cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga. Lia besar di keluarga pedagang, jadi lazim kalau otak dagangnya jalan di saat-saat sulit seperti itu. ^_^
2. Blessing in disguised. Berkah mendapat uang saku lebih, dari kemalangan tidak membawa uang saku. ^_^
3. Komedi di balik tragedi. Bagi Wafda dan kita yang mendengar celotehnya. "Kasihan banget ya dik Lia Buk, kelupaan bawa uang saku??? Dan usaha dia untuk mendapatkan uang itu lho yang cerdik dan lucu". Begitu komentar Fida anakku dengan sendu disusul senyum terkembang di bibir-bibir mungil ini. Fida, Salman, Wafda dan Lia...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar